Kali ini aku ingin berbagi salah
satu pengalaman menegangkan dalam hidupku. Kejadian ini benar adanya, Real
life, bukan hoax apalagi gossip setajam silet. Dalam cerita ini kalian harus
banyak berimajinasi, khusus nya mengenai salah satu tempat yang ada dalam
klimaks cerita ini.
Sebelum
membaca cerita ini hendaknya kalian coba menengok ke kanan-kiri,depan-belakang,
memastikan apakah ada sesuatu disamping kalian yang sedang ikut membaca cerita
ini. Coba Tengok sekarang.
NB : ketika
kalian baca cerita ini tolong matikan music player yang ada karena lagunya
tidak cocok hehe. bagian prolog juga diisi sebagian comedy,jika ingin ke horror
stories langsung loncat ke bagian inti.
Prolog :
Aku
adalah murid SMA. Murid biasa seperti yang lainnya, tidak bisa mengendalikan
air, mengendalikan tanah, udara,air ,ataupun api karena aku bukan avatar. Dan
juga tidak bisa mengendalikan hati orang lain. Pada waktu itu, sekolahku
mengadakan seleksi untuk menjaring siswanya untuk mengikuti lomba. Aku pun
mengikutinya. Dan aku pun berhasil bersama teman temanku yang lain sesuai
bidang mereka. Singkat cerita,menjelang hari pelaksanaan lomba, kami
dikarantina selama satu minggu untuk memantapkan persiapan kami,bukan
dikarantina karena kita terjaring razia satpol pp saat tengah malam. Kami
dikarantina ke luar kota selama satu minggu tanpa mengenal lagi pelajaran
sekolah. Tidak ada yang aneh dalam hal ini sampai akhirnya pengumuman seleksi
tingkat kabupaten pun muncul. Alhamdulillah aku lolos beserta teman temanku
yang berjumlah 5. Kami pun dikirim oleh sekolah untuk mengikuti karantina yang
sama seperti sebelumnya. Dan cerita bermula dari kejadian ini.
Dari bidang yang
aku ikuti hanya aku yang lolos, sehingga ketika dosen pembimbing mengajar aku
sangat bosan. Gedung tempatku belajar terpisah dengan teman teman yang lain
yang juga mengikuti karantina. Ruangan proses bimbinganku lebih mirip seperti
ruang meting pada umumnya. Di ruang ini hanya ada aku dan dosen pembimbingku.
Iya hanya 2 orang saja. Seringkali dosen pembimbingku keluar ruangan, entah apa
yang dikerjakannya. Tempatku duduk tepat dibelakagnya terdapat jendela kaca
berjejer sepanjang ruangan. Suatu ketika ketika dosenku sedang keluar ruangan,
dan aku pun sendirian didalam ruangan itu. Saat itu, aku mendengar seperti
suara gemuruh air dari arah belakang yaitu bagian jendela kaca yang berjejer
panjang. Aku sangat penasaran dengan asal suara itu. Dan benar saja dugaanku,
ketika aku menoleh ke bagian kaca aku melihat sesosok hujan deras yang jatuh
dari langit. Tidak hanya itu, seringkali aku merasakan hawa dingin yang
menyeruak dalam ruangan itu, tapi anehnya hawa dingin ini kadang menggelayuti
tubuh walaupun aku sedang tidak sendirian. sejak itu, aku terus mencari cari
sumber hawa ini, dan ternyata dugaan ku benar lagi, ruangan ini berpenghuni
suatu alat bernama AC. Tidak ada yang aneh dalam gedung atau ruangan yang aku
tinggali selama proses karantina ini walaupun tempatku terpisah dan sendirian.
Tapi tidak pada
tempat kami menginap.
Inti :
[[
Hari demi hari kami dan lewati tidak ada kejadian yang aneh, dimanapun kami
berada,entah saat proses bimbingan ataupun saat di hotel. Jadwal bimbingan kami
dimulai pukul 8 pagi sampai 5 sore. Ketika kami pulang, sampai di hotel, kami
melepas penat dengan banyak cara, seperti tiduran, bermain hp atau pun sekedar
berbincang bincang. Hotel yang kami huni tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil pula. Model bangunan ini berbentuk segi empat dengan bagian tengah taman.
Memang jika dilihat secara menyeluruh hotel ini cukup mengerikan karena banyak
sudut sudut ruangan yang gelap dan banyak barang yang tidak tertata rapi.
Tetapi semua itu akan hilang ketika kalian menginap secara ramai ramai. Selama
karantina ini kami didampingi oleh 1 orang guru. Di hotel itu tepatnya di
lantai 2 hanya kami saja yang menginap tidak ada yang lain, aku masih hafal
betul.
Kamar kami
berada di lantai 2 dan mushola berada di lantai 3. Sebenarnya hotel ini hanya
terdiri dari 2 lantai saja. Lantai 3 hanya ada mushola dan atap tempat
menjemur. Lokasi antar mushola dan atap terbuka itu pun terpisah. Ukuran dari
mushola ini mungkin hanya sekitar 3mX6m saja. Ruangan mushola ini berbentuk
persegi panjang dengan bagian belakang kanan terpotong oleh tangga dari lantai
2. Terbayang untuk bentuk mushola ini yaitu persegi panjang dengan baigan
belakang kanan terpotong untuk tangga. Bagian belakang yang tersisa untuk shaf
perempuan. Dari shaf perempuan itu hanya dibatasi tembok setinggi pinggang
terhdap tangga dari lantai 2. Jadi orang dapat melihat orang yang berada
dibawahnya melalui bagian shaf perempuan. Diatas tembok itu biasanya digunakan
untuk meletakkan Al-Qur’an.
Terhitung sudah
ke 3 kalinya aku menginap di hotel itu karena proses karantina, tetapi tidak
ada hal yang janggal. Entah aku tidak menyadarinya ataupun orang lain yang
menyadarinya dan mereka menutup mulut dan memendam nya sediri dalam hati.
Suatu hari kami pulang larut hingga menjelang
maghrib. Aku masih ingat hari itu adalah hari kamis. Iya malam jum’at tepat
sekali. Kami sangat merasa sangat lelah hari itu, sehingga kami bersantai santi
dahulu. Setelah kami bergantian mandi, seperti biasanya kami pun sholat
berjamaah. Mushola terletak di bagian
sudut hotel dengan bagian bawahnya yaitu kamar mandi. Lokasinya memang benar
benar di sudut paling pojok. Walaupun mushola ini berada di lantai 3 tetapi
ruangan ini tidak terlalu tinggi, ketika ada orang yang sedang naik dari
tangga, bayangan orang tersebut akan nampak di mushola karena tersorot oleh
lampu yang berada di lantai 2. Aku tidak ingat pasti saat kejadian itu, entah
aku telat ikut berjamaah atau terlalu lama sedang berdoa, sehingga tinggal aku
saja yang tersisa di mushola itu. Aku duduk termenung sendirian setelah
menyelesaikan sholat. Lalu aku pun berdoa. Kejadian aneh pun mulai terjadi.
Ketika aku
sedang berdoa, aku tidak memejamkan mata, hanya sebatas mengangkat tangan
secukupnya dan mengucapkan doaku. Tetapi ketika aku sedang berdoa, aku seperti
melihat sesosok bayangan kepala sedang berdiri menungguku di bagian belakang
tepatnya di tangga, seakan akan menungguku sampai selesai berdoa. Bayangan itu terbentuk dari sorotan lampu
yang ada di lantai 2 tadi. Aku tetap focus pada pandangan mataku ke depan
sambil berdoa, tetapi kalian tahu bahwa angle
mata sangat luas, walaupun kalian tidak melihatnya secara langsung kalian
bisa melihat objek di sekeliling kalian jika ada yang bergerak. Sungguh tidak
ada fikiran negatif kala itu. Dalam hati aku bergumam “sungguh baik orang ini ,
mau sholat saja menunggu ku sampai selesai doa, karena takut mengganggu dan
tidak sopan melewatiku”. Aku berpikir demikian karena guru pendampingku belum
melaksanakan sholat kala itu. Karena itu aku merasa nyaman sebab ada yang
menemaniku berdoa, aku pun akhirnya melanjutkan doaku. Belum selesai berdoa,
sosok banyangan itu pun naik ke mushola hingga berputar ke sebelah kiriku. Ya
seperti yang kukatakan angle mata
memang sangat luas walau aku tidak memperhatikannya. “sepertinya orang ini
sudah bergegas mau sholat, lebih baik aku akhiri saja doaku” gumamku dalam
hati. Setelah selesai berdoa aku pun memutar badan dan apa yang aku lihat
adalah mushola yang kosong. Benar, tidak ada siapapun kecuali aku ditemani
suara kipas angin yang berputar. Dari situ aku sudah mulai curiga terhadap hal
hal berbau mistis, tetapi aku fikir mungkin guruku batal wudlu dan mengambil
air wudlu lagi.
Aku berpikir
mungkin sudahlah tidak apa-apa hanya sebatas banyangan saja, dia tidak begitu
menggangguku. Aku pun bergegas untuk turun untuk pulang menuju kamar, tetapi
saat itu aku ingat malam itu adalah malam jumat, sehingga aku ingin membaca
surat Al-kahfi yang memang disunahkan dibaca ketika malam jumat. Dari posisiku
di shaf pria, aku menuju shaf perempuan dan letak Al-Qur’an tepat diatas tembok
pembatas setinggi pinggang antara
mushola dan tangga. Aku mencoba mendekatkan badanku ke arah tembok untuk meraih
Al-Qur’an. Telah kujelaskan bahwa ketika kita berada di posisi itu kita bisa
melihat siapapun yang sedang berada di tangga bawah. Pada saat yang bersamaan,
ketika aku mengambil Al-Qur’an dan mendekatkan diriku ke tembok pembatas aku
melihat sebilah tangan hitam yang tiba
tiba muncul dari arah tangga,seakan akan dia juga hendak mengambil
Al-Qur’an yang sama denganku. Sontak aku sangat terkejut dan langsung meraih
Al-Qur’an itu dan mundur kebelakang dan mengucap Astaghfirullaahaladzim . Pikiranku melayang memikirkan semua hal
yang berawal dari sesosok bayangan ketika aku sedang berdoa. Kejadian itu benar
benar cepat, aku hanya melihat sebilah tangan berkulit gelap yang mencoba
meraih Al-Qur’an yang sama denganku. Aku tidak tahu tujuannya apa, tetapi itu
sangat menggangguku. Untuk melihat ke bagian tangga saja, aku takut. Setelah
kuberanikan diri, tidak ada apapun di bagian tangga hanya sebatas besi hitam di
tembok untuk memudahkan orang untuk berpegangan ketika menaiki tangga. Tapi aku
hafal betul, warna yang kulihat bukanlah warna hitam pekat seperti itu, warna
itu lebih mirip tangan manusia yang berwarna gelap. Aku pun akhirnya turun dari
mushola dengan tubuh yang masih shock atas kejadian itu. “Mungkin saja itu tadi
tangan guruku atau temanku lalu dia pergi ke bawah lagi”. Tetapi ketika aku
turun dari tangga,tepat sekali aku berpapasan dengan guruku. Hanya dia yang
tersisa yang belum sholat. Aku pun bergegas berjalan menuju kamar dan segera
membaca Al-Qur’an ku.
Setelah kupikir
pikir, bayangan yang kulihat tadi memang tidak begitu jelas, dalam arti warna
bayangan tubuhnya tidak se “hitam” banyangan manusia, lebih tepatnya seperti
seperti wana hitam tipis ataupun seperti asap yang terkena sorotan cahaya.
Berhati hatilah jika kalian menemukan bayangan tubuh tetapi warna nya sangat
tipis.
Sejak kejadian
itu aku tidak berani menceritakan apapun selama aku masih berada di hotel itu,
karena aku takut terjadi sesuatu. Aku memendam semuanya sampai proses bimbingan
kami selesai, dan kami pun pulang. Beruntung sejak kejadian itu aku dan yang
lainnya tidak menjumpai hal hal aneh lagi.
Atau adakah temanku yang serupa mengalami kejadian aneh tetapi dia tidak berani menceritakan (?) ]]
Atau adakah temanku yang serupa mengalami kejadian aneh tetapi dia tidak berani menceritakan (?) ]]
Nah itu dia
salah satu pengalaman menegangkan dalam hidupku(selain saat ujian diawasin
pengawas killer). Jangan lupa untuk kembali tengok kanan-kiri, depan-belakang,
barangkali ada sesuatu yang ikut membaca cerita ini bersama kalian, atau coba
cek adakah sesosok bayangan tipis di tembok samping kalian ?
Sekian dari aku,
terimakasih telah membuang waktu yang cukup lama untuk membaca cerita ini. jangan lupa baca postinganku yang lain dan kalau kamu punya cerita seram juga bisa ditambahkan di kolom komentar.
Wassalamualaikum wr.wb
No comments:
Post a Comment