SELAMAT DATANG

Monday, June 13, 2016

Midnight Stories : Sebilah Tangan Menerkamku



Assalamualaikum wr.wb.
Kali ini aku ingin berbagi salah satu pengalaman menegangkan dalam hidupku. Kejadian ini benar adanya, Real life, bukan hoax apalagi gossip setajam silet. Dalam cerita ini kalian harus banyak berimajinasi, khusus nya mengenai salah satu tempat yang ada dalam klimaks cerita ini.
                Sebelum membaca cerita ini hendaknya kalian coba menengok ke kanan-kiri,depan-belakang, memastikan apakah ada sesuatu disamping kalian yang sedang ikut membaca cerita ini. Coba Tengok sekarang.
NB : ketika kalian baca cerita ini tolong matikan music player yang ada karena lagunya tidak cocok hehe. bagian prolog juga diisi sebagian comedy,jika ingin ke horror stories langsung loncat ke bagian inti.

Prolog :
                Aku adalah murid SMA. Murid biasa seperti yang lainnya, tidak bisa mengendalikan air, mengendalikan tanah, udara,air ,ataupun api karena aku bukan avatar. Dan juga tidak bisa mengendalikan hati orang lain. Pada waktu itu, sekolahku mengadakan seleksi untuk menjaring siswanya untuk mengikuti lomba. Aku pun mengikutinya. Dan aku pun berhasil bersama teman temanku yang lain sesuai bidang mereka. Singkat cerita,menjelang hari pelaksanaan lomba, kami dikarantina selama satu minggu untuk memantapkan persiapan kami,bukan dikarantina karena kita terjaring razia satpol pp saat tengah malam. Kami dikarantina ke luar kota selama satu minggu tanpa mengenal lagi pelajaran sekolah. Tidak ada yang aneh dalam hal ini sampai akhirnya pengumuman seleksi tingkat kabupaten pun muncul. Alhamdulillah aku lolos beserta teman temanku yang berjumlah 5. Kami pun dikirim oleh sekolah untuk mengikuti karantina yang sama seperti sebelumnya. Dan cerita bermula dari kejadian ini.
Dari bidang yang aku ikuti hanya aku yang lolos, sehingga ketika dosen pembimbing mengajar aku sangat bosan. Gedung tempatku belajar terpisah dengan teman teman yang lain yang juga mengikuti karantina. Ruangan proses bimbinganku lebih mirip seperti ruang meting pada umumnya. Di ruang ini hanya ada aku dan dosen pembimbingku. Iya hanya 2 orang saja. Seringkali dosen pembimbingku keluar ruangan, entah apa yang dikerjakannya. Tempatku duduk tepat dibelakagnya terdapat jendela kaca berjejer sepanjang ruangan. Suatu ketika ketika dosenku sedang keluar ruangan, dan aku pun sendirian didalam ruangan itu. Saat itu, aku mendengar seperti suara gemuruh air dari arah belakang yaitu bagian jendela kaca yang berjejer panjang. Aku sangat penasaran dengan asal suara itu. Dan benar saja dugaanku, ketika aku menoleh ke bagian kaca aku melihat sesosok hujan deras yang jatuh dari langit. Tidak hanya itu, seringkali aku merasakan hawa dingin yang menyeruak dalam ruangan itu, tapi anehnya hawa dingin ini kadang menggelayuti tubuh walaupun aku sedang tidak sendirian. sejak itu, aku terus mencari cari sumber hawa ini, dan ternyata dugaan ku benar lagi, ruangan ini berpenghuni suatu alat bernama AC. Tidak ada yang aneh dalam gedung atau ruangan yang aku tinggali selama proses karantina ini walaupun tempatku terpisah dan sendirian.
Tapi tidak pada tempat kami menginap.

Inti :
                [[ Hari demi hari kami dan lewati tidak ada kejadian yang aneh, dimanapun kami berada,entah saat proses bimbingan ataupun saat di hotel. Jadwal bimbingan kami dimulai pukul 8 pagi sampai 5 sore. Ketika kami pulang, sampai di hotel, kami melepas penat dengan banyak cara, seperti tiduran, bermain hp atau pun sekedar berbincang bincang. Hotel yang kami huni tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil pula. Model bangunan ini berbentuk segi empat dengan bagian tengah taman. Memang jika dilihat secara menyeluruh hotel ini cukup mengerikan karena banyak sudut sudut ruangan yang gelap dan banyak barang yang tidak tertata rapi. Tetapi semua itu akan hilang ketika kalian menginap secara ramai ramai. Selama karantina ini kami didampingi oleh 1 orang guru. Di hotel itu tepatnya di lantai 2 hanya kami saja yang menginap tidak ada yang lain, aku masih hafal betul.
Kamar kami berada di lantai 2 dan mushola berada di lantai 3. Sebenarnya hotel ini hanya terdiri dari 2 lantai saja. Lantai 3 hanya ada mushola dan atap tempat menjemur. Lokasi antar mushola dan atap terbuka itu pun terpisah. Ukuran dari mushola ini mungkin hanya sekitar 3mX6m saja. Ruangan mushola ini berbentuk persegi panjang dengan bagian belakang kanan terpotong oleh tangga dari lantai 2. Terbayang untuk bentuk mushola ini yaitu persegi panjang dengan baigan belakang kanan terpotong untuk tangga. Bagian belakang yang tersisa untuk shaf perempuan. Dari shaf perempuan itu hanya dibatasi tembok setinggi pinggang terhdap tangga dari lantai 2. Jadi orang dapat melihat orang yang berada dibawahnya melalui bagian shaf perempuan. Diatas tembok itu biasanya digunakan untuk meletakkan Al-Qur’an.
Terhitung sudah ke 3 kalinya aku menginap di hotel itu karena proses karantina, tetapi tidak ada hal yang janggal. Entah aku tidak menyadarinya ataupun orang lain yang menyadarinya dan mereka menutup mulut dan memendam nya sediri dalam hati.
 Suatu hari kami pulang larut hingga menjelang maghrib. Aku masih ingat hari itu adalah hari kamis. Iya malam jum’at tepat sekali. Kami sangat merasa sangat lelah hari itu, sehingga kami bersantai santi dahulu. Setelah kami bergantian mandi, seperti biasanya kami pun sholat berjamaah. Mushola  terletak di bagian sudut hotel dengan bagian bawahnya yaitu kamar mandi. Lokasinya memang benar benar di sudut paling pojok. Walaupun mushola ini berada di lantai 3 tetapi ruangan ini tidak terlalu tinggi, ketika ada orang yang sedang naik dari tangga, bayangan orang tersebut akan nampak di mushola karena tersorot oleh lampu yang berada di lantai 2. Aku tidak ingat pasti saat kejadian itu, entah aku telat ikut berjamaah atau terlalu lama sedang berdoa, sehingga tinggal aku saja yang tersisa di mushola itu. Aku duduk termenung sendirian setelah menyelesaikan sholat. Lalu aku pun berdoa. Kejadian aneh pun mulai terjadi.
Ketika aku sedang berdoa, aku tidak memejamkan mata, hanya sebatas mengangkat tangan secukupnya dan mengucapkan doaku. Tetapi ketika aku sedang berdoa, aku seperti melihat sesosok bayangan kepala sedang berdiri menungguku di bagian belakang tepatnya di tangga, seakan akan menungguku sampai selesai berdoa.  Bayangan itu terbentuk dari sorotan lampu yang ada di lantai 2 tadi. Aku tetap focus pada pandangan mataku ke depan sambil berdoa, tetapi kalian tahu bahwa angle mata sangat luas, walaupun kalian tidak melihatnya secara langsung kalian bisa melihat objek di sekeliling kalian jika ada yang bergerak. Sungguh tidak ada fikiran negatif kala itu. Dalam hati aku bergumam “sungguh baik orang ini , mau sholat saja menunggu ku sampai selesai doa, karena takut mengganggu dan tidak sopan melewatiku”. Aku berpikir demikian karena guru pendampingku belum melaksanakan sholat kala itu. Karena itu aku merasa nyaman sebab ada yang menemaniku berdoa, aku pun akhirnya melanjutkan doaku. Belum selesai berdoa, sosok banyangan itu pun naik ke mushola hingga berputar ke sebelah kiriku. Ya seperti yang kukatakan angle mata memang sangat luas walau aku tidak memperhatikannya. “sepertinya orang ini sudah bergegas mau sholat, lebih baik aku akhiri saja doaku” gumamku dalam hati. Setelah selesai berdoa aku pun memutar badan dan apa yang aku lihat adalah mushola yang kosong. Benar, tidak ada siapapun kecuali aku ditemani suara kipas angin yang berputar. Dari situ aku sudah mulai curiga terhadap hal hal berbau mistis, tetapi aku fikir mungkin guruku batal wudlu dan mengambil air wudlu lagi.
Aku berpikir mungkin sudahlah tidak apa-apa hanya sebatas banyangan saja, dia tidak begitu menggangguku. Aku pun bergegas untuk turun untuk pulang menuju kamar, tetapi saat itu aku ingat malam itu adalah malam jumat, sehingga aku ingin membaca surat Al-kahfi yang memang disunahkan dibaca ketika malam jumat. Dari posisiku di shaf pria, aku menuju shaf perempuan dan letak Al-Qur’an tepat diatas tembok pembatas setinggi  pinggang antara mushola dan tangga. Aku mencoba mendekatkan badanku ke arah tembok untuk meraih Al-Qur’an. Telah kujelaskan bahwa ketika kita berada di posisi itu kita bisa melihat siapapun yang sedang berada di tangga bawah. Pada saat yang bersamaan, ketika aku mengambil Al-Qur’an dan mendekatkan diriku ke tembok pembatas aku melihat sebilah tangan hitam yang tiba tiba muncul dari arah tangga,seakan akan dia juga hendak mengambil Al-Qur’an yang sama denganku. Sontak aku sangat terkejut dan langsung meraih Al-Qur’an itu dan mundur kebelakang dan mengucap Astaghfirullaahaladzim . Pikiranku melayang memikirkan semua hal yang berawal dari sesosok bayangan ketika aku sedang berdoa. Kejadian itu benar benar cepat, aku hanya melihat sebilah tangan berkulit gelap yang mencoba meraih Al-Qur’an yang sama denganku. Aku tidak tahu tujuannya apa, tetapi itu sangat menggangguku. Untuk melihat ke bagian tangga saja, aku takut. Setelah kuberanikan diri, tidak ada apapun di bagian tangga hanya sebatas besi hitam di tembok untuk memudahkan orang untuk berpegangan ketika menaiki tangga. Tapi aku hafal betul, warna yang kulihat bukanlah warna hitam pekat seperti itu, warna itu lebih mirip tangan manusia yang berwarna gelap. Aku pun akhirnya turun dari mushola dengan tubuh yang masih shock atas kejadian itu. “Mungkin saja itu tadi tangan guruku atau temanku lalu dia pergi ke bawah lagi”. Tetapi ketika aku turun dari tangga,tepat sekali aku berpapasan dengan guruku. Hanya dia yang tersisa yang belum sholat. Aku pun bergegas berjalan menuju kamar dan segera membaca Al-Qur’an ku.

Setelah kupikir pikir, bayangan yang kulihat tadi memang tidak begitu jelas, dalam arti warna bayangan tubuhnya tidak se “hitam” banyangan manusia, lebih tepatnya seperti seperti wana hitam tipis ataupun seperti asap yang terkena sorotan cahaya. Berhati hatilah jika kalian menemukan bayangan tubuh tetapi warna nya sangat tipis.

Sejak kejadian itu aku tidak berani menceritakan apapun selama aku masih berada di hotel itu, karena aku takut terjadi sesuatu. Aku memendam semuanya sampai proses bimbingan kami selesai, dan kami pun pulang. Beruntung sejak kejadian itu aku dan yang lainnya tidak menjumpai hal hal aneh lagi.
Atau adakah temanku yang serupa mengalami kejadian aneh tetapi dia tidak berani menceritakan (?) ]]
Nah itu dia salah satu pengalaman menegangkan dalam hidupku(selain saat ujian diawasin pengawas killer). Jangan lupa untuk kembali tengok kanan-kiri, depan-belakang, barangkali ada sesuatu yang ikut membaca cerita ini bersama kalian, atau coba cek adakah sesosok bayangan tipis di tembok samping kalian ?

Sekian dari aku, terimakasih telah membuang waktu yang cukup lama untuk membaca cerita ini. jangan lupa baca postinganku yang lain dan kalau kamu punya cerita seram juga bisa ditambahkan di kolom komentar. Wassalamualaikum wr.wb


TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG

Popular Posts